Oleh : Kusumawati
Seorang anak menangis tersedu-sedu lantaran ia baru saja dijitak oleh kakaknya sendiri. Lantas anak itu pun mengadu kepada ibunya.
Tak suka melihat kejadian yang menimpa sang anak, maka si ibu pun langsung memanggil anak sulungnya, bermaksud hendak menanyai kenapa sang kakak menjitak adiknya.
“Anto, kenapa kamu memukul kepala adikmu? Bukankah dia selama ini anak yang baik dan gak pernah ganggu kamu?”
“Emang sih, Mono anak yang baik, Ma. Cuma….”
“Cuma apa??” tanya sang ibu penasaran.
“Cuma… kutu di kepalanya itu lho! Tadi sempat ngeledek Anto. Makanya Anto jadi emosi, trus Anto tabok deh tuh kutu. Biar kapok!”
“??@@@”
Seorang anak menangis tersedu-sedu lantaran ia baru saja dijitak oleh kakaknya sendiri. Lantas anak itu pun mengadu kepada ibunya.
Tak suka melihat kejadian yang menimpa sang anak, maka si ibu pun langsung memanggil anak sulungnya, bermaksud hendak menanyai kenapa sang kakak menjitak adiknya.
“Anto, kenapa kamu memukul kepala adikmu? Bukankah dia selama ini anak yang baik dan gak pernah ganggu kamu?”
“Emang sih, Mono anak yang baik, Ma. Cuma….”
“Cuma apa??” tanya sang ibu penasaran.
“Cuma… kutu di kepalanya itu lho! Tadi sempat ngeledek Anto. Makanya Anto jadi emosi, trus Anto tabok deh tuh kutu. Biar kapok!”
“??@@@”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar